
Distorsi Yang Unik Dalam Seni Kerajinan Kayu Indonesia
- December 23, 2021
- 0 Comment(s)
Google.com
Kerajinan kayu merupakan salah satu industri seni di berbagai belahan dunia yang memproduksi berbagai jenis karya. Indonesia sebagai salah satu negara yang tercatat dalam pengekspor kayu terbesar ke-17 di dunia, tentu saja tahu betul bagaimana cara mengolah kayu yang dimaknai sebagai langkah untuk mengadopsi budaya kearifan lokal dan merupakan warisan turun-temurun dari nenek moyang, hingga para pengrajin di era pandemi yang tetap harus tetap bertahan hidup dari karyanya.
Ada banyak sekali penghasil kerajinan kayu di Indonesia yang dalam penciptaannya memiliki dua esensi penting, yakni nilai seni dan fungsional. Meskipun kemajuan teknologi yang tidak dapat dipungkiri perkembangannya, bukti nyata yang dapat kita saksikan hingga kini adalah bahwa masih banyak sekali seniman pengrajin di negeri ini yang masih menggunakan peralatan sederhana, seperti pisau, kampak dan lain sebagainya.
Inilah mengapa, seni kerajinan kayu mengandung nilai sentimental. Hal ini terbukti dengan karya seni kerajinan kayu berkarakteristik unggul dan memiliki distorsi keunikan, bahkan di setiap inci pada garis serat kayunya.
Pada umumnya, kebanyakan orang Indonesia hanya mengenal beberapa jenis kayu yang biasa dijadikan ide kerajinan, salah satunya kayu jati. Sepertinya, kami ingin membawamu lebih jauh untuk kembali mengenal jenis kayu eksotis lainnya yang ada di Indonesia.
3 Jenis Kayu Khas Indonesia Yang Eksotis Dan Bernilai Tinggi
1. Trembesi
Google.com
Trembesi merupakan salah satu jenis pohon yang bermanfaat dalam menjaga lingkungan. Karena kayu eksotis khas Indonesia ini mampu menyerap gas Co2 hingga 28.5 ton. Selain manfaat kayu ini untuk penyerap gas CO2 yang baik, kayu Trembesi juga semakin diminati oleh pasar sebagai bahan utama dalam dijadikan bahan baku furniture dan kerajinan ukiran serta patung. Hal tersebut karena urat dari kayu Trembesi cukup menawan.
Kayu Trembesi juga mudah tumbuh diberbagai daerah tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi, baik dari Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Maluku hingga Nusa Tenggara. Biasanya jenis kayu Trembesi bisa tumbuh hingga ukuran tinggi hingga 50 meter dan diameter 4 hingga 5 meter.
2. Sungkai
Google.com
Kayu ini memiliki warna yang cukup terang dan merupakan jenis kayu yang sering digunakan oleh pengrajin sebagai bahan untuk membuat furniture. Kayu eksotis khas Indonesia ini juga biasanya diolah oleh industri besar untuk dijadikan veneer. Alasan kayu ini dijadikan veneer tentunya karena kayu Sungkai memiliki warna yang unik dan coraknya sangat banyak diminati di pasaran. Corak dari kayu Sungkai berpadu, antara warna kuning dan coklat muda. Kayu Sungkai dapat memberikan kesan segar pada furniture yang diaplikasikan di dalam ruangan.
3. Eboni
Google.com
Kayu eksotis khas Indonesia dengan nama latin Diospyros Celebica ini, sekarang sudah cukup langka untuk ditemukan. Kayu Eboni memiliki perpaduan warna hitam dan coklat serta memiliki urat yang kontras. Kayu ini biasanya dikenal dengan nama Macassar Ebony atau Black Ebony. Kau ini sangat indah dan menjadi incaran bagi banyak pecinta kerajinan dari kayu. Karena kayu ini jumlahnya semakin hari semakin menurun, akhirnya kayu ini menjadi salah satu kayu yang masuk dalam jenis kayu dilindungi.
Pohon dari kayu eksotis khas Indonesia ini biasanya tumbuh hingga ketinggian 40 meter dan memiliki diameter hingga 1 meter. Kayu Eboni merupakan kayu yang sangat berat dan sangat awet. Kayu dengan serat yang eksotis ini kerap biasanya dijadikan bahan baku pembuatan alat musik seperti gitar, piano hingga biola. Atau pada alat musik drum, biasanya veneer dari kayu Eboni juga digunakan. Selain itu kayu Eboni juga sering digunakan sebagai tongkat, bahan pembuatan bahan kerajinan bernilai tinggi lainnya.
Dari sekian banyaknya jenis kayu yang ada di Indonesia, beragam kerajinan kayu telah diciptakan oleh tangan-tangan terampil yang bahkan diantaranya, telah berhasil menapaki pasar global dunia.
Uniknya lagi, hampir setiap kota di Indonesia memiliki ciri khas seni kerajinannya sendiri. Sebut saja kota-kota besar seperti Bandung, Yogyakarta, Jepara, Bali hingga Papua.
Dalam kesempatan kali ini, MATOA sebagai salah satu produsen jam tangan kayu pertama di Indonesia, akan senang sekali untuk mengajakmu berkeliling Indonesia, sembari mengenalkan keragaman karya seni kayu Indonesia yang dihasilkan oleh beberapa daerah.
Rekam Jejak Kerajinan Kayu Yang Berangkat Dari Daerah
- Desa Krebet, Bantul, Yogyakarta
Google.com
Yogyakarta, salah satu kota yang dijuluki Daerah Istimewa ini, memiliki ragam kerajinan kayu yang bukan main. Jika kamu kebetulan sedang bertandang ke kota pelajar ini, jangan lupa menyempatkan diri untuk membawa oleh-oleh berupa seni kerajinan kayu Yogya yang dihasilkan oleh sebuah desa bernama Krebet.
Di desa Krebet yang terletak di Bantul ini kamu bisa menemukan kerajinan batik kayu dimana penduduk sini menggunakan kayu sebagai media untuk membatik. Kayu yang digunakan yaitu kayu mahoni, klepu, dan sengon yang memang banyak tersedia di daerah Bantul.
Hasil akhir dari kerajinan ini dapat berupa topeng batik kayu, wayang, patung, bingkai cermin, gantungan kunci, dan souvenir lainnya. Lokasi desa ini juga tidak jauh dari Goa Selarong yang merupakan saksi bisu perjuangan Pangeran Diponegoro.
- Desa Mulyoharjo, Jepara
Google.com
Jepara sejak dulu sudah dikenal dengan julukan kota ukir. Salah satunya ada di Desa Mulyoharjo. Di musim liburan penghujung tahun ini, cobalah satu rencana liburan yang berbeda seperti mengunjungi salah satu sentral kerajinan kayu ukir, inilah desa Mulyoharjo.
Di sini kita bisa melihat proses pengerjaan ukiran.Dengan telaten kayu yang berbentuk balok, ada juga bonggol dari batang pohon diukir menjadi karya seni yang bernilai tinggi.Pengerjaan ukiran ini bisa memakan waktu berhari-hari, minggu bahkan bulan tergantung dari kerumitannya. Harganya juga mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta.Silahkan bagi pecinta ukir, atau yg hobi fotografi desa ukir Mulyoharjo bisa menjadi objek wajib dikunjungi saat di jepara. Lokasinya kurang lebih 2 km dari pusat kota Jepara.
- Desa Ciwidey, Bandung, Jawa Barat
Matoa-indonesia.com
Kilas balik perjalanan MATOA dalam mengawali perjalanannya menciptakan jam tangan kayu, dimulai pada tahun 2011. Merupakan sebuah pencapaian terbesar dengan 3 pemeran utama yakni pengrajin dari pedesaan yang berasal berdomisili di Ciwidey, Jawa Barat.
Desa ini memang terkenal dengan keahlian warganya dalam menghasilkan buah kerajinan tangan. Sebagian besar furnitur yang mengisi rumah setiap keluarga kebanyakan merupakan hasil dari kreasi mereka sendiri.
Kami mengajak beberapa pengrajin dari pedesaan Ciwidey untuk berkarya bersama MATOA, mengolah kayu dan mentransformasikannya menjadi sebuah jam tangan yang revolusioner. Pada akhirnya, MATOA menjadi dikenal sebagai kerajinan kayu Bandung dalam bentuk jam tangan unik.
Seiring dengan berkembangnya MATOA di Indonesia sebagai local brand yang menciptakan jam tangan kayu yang senantiasa menginspirasi, jumlah pengrajin dari pedesaan Ciwidey yang bergabung bersama kami pun semakin bertambah, hingga puluhan pengrajin lokal.
Bersama dengan para pengrajin lokal, MATOA berhasil merealisasikan mimpi untuk mengangkat kerajinan tangan Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi, yakni membawa wajah Indonesia melalui hasil kreasi pengrajin lokal ke ranah internasional.
Mengapresiasi dari produk kerajinan tangan, tidak cukup dengan hanya menggunakannya saja. Tapi dengan senantiasa kita perlu menjaga kelestarian, baik dari pelaku seni, ketersediaan bahan alam hingga hasil karyanya.
Semua ini merupakan bagian dari respon kita terhadap estetika dan etika dalam mencintai karya seni tanah air.
Mulai langkah kecil dengan kesadaran penuh untuk selalu menjaga dan melestarikan harta, karya dan karsa seni Indonesia agar lebih dikenal di seluruh penjuru dunia.